MODUL RENCANA PEMASARAN
KLS X PEMASARAN
DISUSUN OLEH :
RODIYAH, S.Pd, M.Pd
SMK NEGERI 11 BANDUNG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
DAFTAR ISI
BAB I
DASAR
PERENCANAAN PEMASARAN
BAB1
DASAR
PEMASARAN
A. Pemasaran
dan Penjualan
B. Kebutuhan
Konsumen
C. Klasifikasi Produk
D. Pasar Sasaran
(Target Market) .
E. Kebiasaan
Membeli dan Motif Pembelian
F. Perilaku
Konsumen dan Keputusan Pembelian
BAB II .
TEORI
PERENCANAAN PEMASARAN .
A.
Perencanaan Pemasaran
B. Rencana
Produksi
C.
Perencanaan Produk Baru
D. Tahapan
Perencanaan Produk Baru
BAB III
LINGKUNGAN
PEMASARAN DAN
PERENCANAAN
PENETAPAN HARGA
A.
Lingkungan Pemasaran
B.
Perencanaan Penetapan Harga
C. Strategi
Penetapan Harga
D. Metode
Penetapan Harga
E. Penetapan
Harga pada Perusahaan Manufactur (Industri) .
F.
Perhitungan Harga pada Perusahaan Dagang
BAB I
DASAR PERENCANAAN PEMASARAN
A. PEMASARAN
DAN PENJUALAN
Pemasaran adalah keseluruhan sistem
dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan produk, menetapkan
harga, mempromosikan produk dan mendistribusikan barang yang bertujuan untuk memuaskan
konsumen.
Sedangkan penjualan merupakan bagian
dari kegiatan pemasaran yang hanya fokus pada menjual produk, dan bertujuan
untuk meningkatkan
penjualan
produk saja.
Ujung tombak dari kegiatan pemasaran
adalah penjualan, namun bukan berarti bahwa pemasaran (marketing) sama dengan
penjualan (sales). Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk mendapatkan laba
bahkan berusaha meningkatkannya untuk jangka panjang.
Tujuan tersebut dapat direalisir
apabila penjualan dapat dilaksanakan seperti yang direncanakan, dengan demikian
tidak berarti bahwa barang atau jasa yang terjual selalu akan menghasilkan
laba, maka faktor-faktor diatas harus mendapat perhatian sepenuhnya bagi
perusahaan.
Beberapa
pendapat tentang pengertian penjualan dan pemasaran, antara lain :
1.
Menurut J.S. Knox dalam bukunya “Marketing principles
and metodes”, menjual adalah suatu kemampuan/ kecakapan untuk mempengaruhi
orang- orang agar mereka mau membeli barang-barang yang kita tawarkan dengan saling
menguntungkan, walaupun sebelumnya tidak terpikir untuk membeli produk
tersebut.
2.
Menurut Basu Swasta Dh., menjual adalah ilmu dan seni
memengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar
bisa membeli barang atau jasa yang ditawarkan., Sedangkan Pemasaran adalah :
a.
Sebuah sistem dari kegiatan bisnis.
b.
Dirancang untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan
dan
mendistribusikan.
c.
Susuatu yang bernilai dari barang dan jasa yang dapat
memuaskan
keinginan.
d.
Demi kemaslahatan (benefit) dari pasar ke para
konsumen potensial dan
pemakai dari
kalangan industri.
3.
Irawan Wijaya dan Sudjoni, mendefinisikan Pemasaran
adalah “semua kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran”.
Pengertian pemasaran dan penjualan
Perbedaan Pemasaran dengan Penjualan
Dari
pengertian yang ada, sudah jelas bahwa proses pemasaran lebih panjang dan lebih kompleks jika dibandingkan
dengan proses penjualan. Dalam strategi pemasaran terdapat unsur 4P bahkan ada
yang menambahkan sampai 7P, yang terdiri atas product (produk), price (harga), place
(tempat), promotion (promosi), process (proses), people (orang), physical evidence
(bukti fisik). Sedangkan penjualan hanya menjadi salah satu bagian dari
promotion (promosi), sehingga tidak memperhatikan faktor lain yang dapat
menunjang pemasaran.
Perbedaan
selanjutnya dalam strategi pemasaran, para pemasar (marketer) selalu menjaga
brand image product. Sehingga konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk
karena sudah mengetahui kualitas produk dan image brand produk tersebut.
Sedangkan strategi penjualan, image brand produk bukan sebagai sesuatu yang
penting, namun yang terpenting mereka menawarkan kepada pasar dengan cara menginformasikan
kelebihan produk, agar konsumen tertarik dan membeli produknya. Penjual tidak pernah
memikirkan apakah konsumen terpuaskan atau tidak, yang terpenting adalah
produknya laku terjual dan target penjualan yang ditetapkan perusahaan
terpenuhi.
Ada beberapa perusahaan yang
menjadikan penjualan sebagai bagian dari pemasaran, namun tetap membedakan tugas
kerja mereka. Jika pemasaran fokus pada perencanaan strategi pemasaran produk
yang sesuai dengan 4P atau 7P sebagai bagian dari unsur marketing mix, maka penjual
akan mulai bekerja setelah produk sudah siap dipasarkan. Jadi pemasaran
merupakan tim yang menyusun strategi pemasarannya, sedangkan penjual merupakan
tim pelaksananya. Hubungan penjual dengan konsumen hanya sampai proses
transaksi jual beli, setelah itu penjual tidak bertanggungjawab lagi menjaga
hubungan baik dengan konsumen. Sedangkan hubungan pemasar (marketer) dengan konsumen
harus tetap terjaga dari mulai sebelum transaksi sampai setelah terjadi
transaksi untuk menjaga loyalitas pelanggan. Penjualan tidak akan tercipta
dengan baik jika tidak didukung dengan strategi pemasaran yang baik. Setiap
perusahaan bisa melakukan penjualan, namun belum tentu setiap perusahaan mampu
merancang strategi pemasaran yang mampu memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumennya.
1.
Konsep Penjualan
Penjualan
sebagai bagian yang penting dalam sebuah perusahaan, semua aktivitas bisnis dari berbagai jenis usaha
seperti Perusahaan manufaktur yang
memproduksi barang-barang, usaha dagang yang mendistribusikan barang dagangan
dan usaha jasa yang memberikan pelayanan kepada konsumen, pada akhirnya akan
bermuara pada kegiatan penjualan barang
atau jasa.
2. Konsep Pemasaran dan Penjualan
Kegiatan
penjualan merupakan penentuan dalam dunia bisnis, dimana dengan adanya kegiatan
penjualan tersebut pihak perusahaan akan memperoleh penggantian sebesar harga
barang atau jasa yang disepakati dengan konsumen.
Dari
kegiatan penjualan tersebut pihak penjual mengharapkan akan mampu memperoleh
laba. Untuk mencapai tingkat laba yang maksimal pihak manajer penjualan harus
mampu melihat setiap peluang yang ada di pasar.
.
Pada umumnya perusahaan mempunyai
tiga tujuan umum, sebagai berikut :
1. Mencapai
volume penjualan tertentu.
2.
Mendapatkan laba tertentu.
3. Menunjang
pertumbuhan perusahaan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan tersebut, antara lain :
1. Kondisi
dan kemampuan penjualan
2. Kondisi
pasar yang ada
3. Banyaknya
permodalan yang digunakan
4. Kondisi
organisasi perusahaan
5.
Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi penjualan.
Dengan
munculnya revolusi industri, perusahaan berhasil membuat barang secara
besar-besaran. Barang-barang yang tadinya dibuat dengan tangan, maka proses
produksi dilakukan dengan mesin. Masalah utama yang dihadapi dalam fase ini
adalah bagaimana menjual barang-barang tersebut. Membuat barang yang baik saja
tidak cukup menjamin berhasilnya
perusahaan.
Hasil kerja perusahaan diukur terutama dari volume penjualan yang dihasilkan.
Perusahaan yang berorientasi pada penjualan seperti ini, dikatakan menganut
sebuah konsep yang disebut konsep penjualan. Perusahaan yang menganut konsep penjualan lebih mementingkan penjualan
daripada kepuasan konsumen. Penjual tidak segan-segan
menggunakan
cara-cara (promosi) yang kurang jujur untuk mempengaruhi konsumen agar bersedia
membeli. Perusahaan yang yang berorientasi pada konsep penjualan (selling concept)
hanya menitikberatkan pada penciptaan transaksi penjualan, bukan pembangunan
hubungan pelanggan jangka panjang yang menguntungkan. Tujuannya sering berkisar
pada cara menjual produk/jasa yang dihasilkan perusahaan dan bukan membuat produk/jasa
yang dibutuhkan pasar. Konsep ini berasumsi konsumen akan terbujuk oleh iklan
atau cara penjual
untuk
membeli produk dan menyukainya.
Adapun yang
berorientasi pada marketing concept percaya bahwa sangatlah penting mengetahui
akan kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) pasar sehingga mampu memberikan
kepuasan yang diinginkan secara lebih baik daripada pesaing. Fokusnya adalah
menemukan produk yang tepat bagi pelanggan, bukan memburu pelanggan yang tepat
untuk
membeli
produk perusahaan. Konsep pemasaran dimulai dengan pasar yang terdefinisi
dengan baik, fokus pada kebutuhan pelanggan, dan mengintegrasikan semua
kegiatan
pemasaran
yang mempengaruhi pelanggan. Hasilnya, pemasaran mencapai keuntungan dengan
menciptakan hubungan yang langgeng dengan
pelanggan yang tepat, berdasarkan nilai dan kepuasan pelanggan.
Masih menurut
Kotler dan Armstrong, praktik dari konsep pemasaran seringkali berarti lebih
dari sekadar merespon keinginan dan kebutuhan pelanggan. Trend di masa
mendatang adalah pemasaran yang menggerakkan pelanggan (marketing that drives
customers), yang mana perusahaan melakukan riset mendalam untuk mempelajari
kebutuhan pelanggan, keinginan, permintaan, hasrat, impian, harapan, situasi
dan bahkan problema pelanggan, kemudian mengumpulkan berbagai gagasan produk/jasa
baru, merencanakan dan mengujinya sebelum produk itu didistribusikan ke pasar.
Pada tahap lebih lanjut, pemasaran yang
menggerakkan
pelanggan berupaya memahami kebutuhan pelanggan jauh lebih baik daripada
pelanggan memahami diri mereka sendiri, sehingga tercipta produk yang bukan
hanya dibutuhkan saat ini, melainkan juga dibutuhkan pada masa mendatang.
Bagi seorang
marketing dan juga penjual, untuk dapat meraih kemenangan dalam aktivitas yang
kita lakukan, terdapat beberapa hal yang bisa kita
jadikan
sebagai landasan :
1. Meluruskan tujuan
2. Membina kepercayaan
3. Mencintai persaingan
4. Membangun kemandirian
B. KEBUTUHAN KONSUMEN
Manusia
memiliki kebutuhan yang banyak dan bermacam-macam, bahkan ada yang mengatakan bahwa
kebutuhan manusia bersifat tak terbatas. Di pihak lain, barang dan jasa sebagai
alat pemuas kebutuhan jumlahnya sangat terbatas.
1.
Pengertian Kebutuhan.
Kebutuhan
adalah salah satu aspek psikologis yang menggerakkan mahluk hidup dalam aktivitas-aktivitasnya
dan menjadi dasar (alasan) berusaha. Pada dasarnya, manusia bekerja mempunyai
tujuan tertentu, yaitu memenuhi kebutuhan. Kebutuhan tidak terlepas dari
kehidupan sehari-hari. selama hidup manusia membutuhkan bermacam-macam kebutuhan,
seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, dan kesehatan. Kebutuhan
dipengaruhi oleh kebudayaan, lingkungan, waktu, dan agama. Semakin tinggi
tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin tinggi / banyak pula macam kebutuhan
yang harus dipenuhi. Kebutuhan adalah sesuatu yang harus dipenuhi untuk
kelangsungan hidup dan apabila tidak
dipenuhi akan berakibat fatal.
2.
Macam
Kebutuhan
Kebutuhan
manusia selalu bertambah dan tidak akan pernah merasa puas. Karena setelah
kebutuhan yang satu terpenuhi manusia akan membutuhkan hal yang lainnya. Sedangkan
alat pemenuhan / pemuas kebutuhan itu bersifat terbatas dan bisa habis.
a. Kebutuhan Menurut Intensitas
Kebutuhan
menurut intensitas atau tingkat kepentingan terdiri atas kebutuhan primer,
kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier.
1) Kebutuhan primer
Kebutuhan primer adalah kebutuhan
utama atau kebutuhan pokok yang pertama harus dipenuhi untuk mempertahankan
hidup. Kata primer sendiri berasal dari kata primus, yang berarti pertama. Secara
umum kebutuhan primer terdiri atas pangan, sandang, dan papan; atau makanan,
pakaian, dan rumah. Tanpa makanan,
pakaian, dan rumah manusia bisa mati
kelaparan, kedinginan, dan kepanasan.
2) Kebutuhan Sekunder
Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan
kedua yang dipenuhi, setelah kebutuhan primer terpenuhi. Adapun kata sekunder berasal
dari kata scundus, yang berarti kedua. Contoh kebutuhan sekunder, yaitu meja,
kursi, lemari, sepatu, tas, sisir, kaos kaki, buku, pensil, televisi, radio,
tempat tidur, dan kendaraan. Manusia
memenuhi kebutuhan sekunder dalam
rangka mengaktualisasikan dirinya sebagai makhluk sosial yang berbudaya.
3) Kebutuhan Tersier
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan
ketiga yang dipenuhi, setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi. Kata
tersier berasal dari kata tertius, yang berarti ketiga. Kebutuhan tersier
disebut juga kebutuhan mewah atau lux. Kebutuhan ini umumnya dipenuhi oleh orang
yang berpendapatan tinggi dan dilakukan untuk meningkatkan prestise atau
kebanggaan di mata masyarakat.
Contoh kebutuhan tersier, yaitu
pakaian mewah, tas mewah, mobil mewah, rumah mewah, dan kapal pesiar mewah. Yang
perlu diketahui, kebutuhan sekunder dan tersier berbeda untuk setiap orang atau
golongan. Bagi masyarakat kota, radio, televisi, kulkas, dan komputer merupakan
kebutuhan sekunder. Akan tetapi bagi masyarakat pedalaman terpencil,
benda-benda tersebut merupakan kebutuhan tersier. Selain itu, untuk orang-orang
dengan pekerjaan tertentu, komputer bukan merupakan kebutuhan sekunder, melainkan
merupakan kebutuhan primer.
b. Kebutuhan Menurut Sifat
Kebutuhan menurut sifat terdiri atas
kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
1) Kebutuhan Jasmani
Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang diperlukan oleh jasmani atau
badan.
2) Kebutuhan Rohani
Kebutuhan Rohani adalah kebutuhan yang diperlukan oleh rohani atau jiwa.
Contoh: untuk menyegarkan pikiran,
manusia memerlukan hiburan; untuk
menguatkan iman, manusia memerlukan siraman rohani berupa petunjuk dan
nasihat
keagamaan; untuk mencerdaskan
pikiran dan meningkatkan keterampilan, manusia memerlukan pendidikan.
c. Kebutuhan Menurut Bentuk
Kebutuhan menurut bentuk terdiri
atas kebutuhan material dan
kebutuhan immaterial.
1) Kebutuhan Material
Kebutuhan material adalah kebutuhan
yang berbentuk benda material atau benda berwujud, seperti tas, makanan, rumah,
pakaian, dan lain-lain.
2) Kebutuhan Immaterial
Kebutuhan immaterial adalah
kebutuhan yang berbentuk benda imma- terial atau benda yang tak berwujud,
seperti nasihat ulama, penjelasan guru, hiburan, petunjuk dokter, dan
lain-lain.
d. Kebutuhan Menurut Waktu
Kebutuhan menurut waktu terdiri atas
kebutuhan sekarang dan kebutuhan masa depan.
Kebutuhan Sekarang
1) Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan
yang pemenuhannya tidak dapat ditunda
2) dan harus dipenuhi saat kebutuhan
tersebut dirasakan.
3) Contoh:
kebutuhan akan makan bagi orang yang lapar dan kebutuhan akan obat bagi orang
yang sakit.
Kebutuhan Masa Depan
Kebutuhan masa depan adalah
kebutuhan yang pemenuhannya dapat ditunda, karena dibutuhkan pada saat yang
akan datang.
Contoh: kebutuhan akan tempat tidur
bayi bagi ibu yang sedang hamil muda
dan kebutuhan akan biaya kuliah bagi
anak yang masih SMP. Pada umumnya orang mempersiapkan diri untuk memenuhi
kebutuhan masa depan, di antaranya dengan menabung.
e. Kebutuhan Menurut Subjek
1) Kebutuhan Individu
Kebutuhan individu adalah kebutuhan
yang harus dipenuhi secara
individu atau perorangan. Contoh:
kebutuhan makan, minum,
pakaian, sepatu, dan sikat gigi.
Kebutuhan individu setiap orang
berbeda. Kebutuhan individu seorang
petani berbeda dengan
kebutuhan individu seorang dokter.
2) Kebutuhan Kualitatif/BersamaKebutuhan
kolektif adalah kebutuhan
yang harus dipenuhi untuk
kepentingan bersama dan dilakukan
secara bersama-sama. Contoh:
kebutuhan akan jalan raya, listrik,
pasar, sistem pengairan, tempat
pembuangan sampah, dan lain-
lain.
3. Alat Pemenuhan Kebutuhan adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
a. Barang
Yaitu alat pemuas kebutuhan yang
berwujud.
Macam - macam Barang :
1)
Menurut Cara Memperolehnya
a.
Barang Ekonomis adalah barang yang jumlahnya terbatas
dan untuk memperolehnya diperlukan
pengorbanan. contohnya : Emas, perak, intan, dll.
b.
Barang Bebas adalah barag yang jumlahnya sangat banyak
dan untuk mendapatkanbarang tersebut tidak di perlukan pengorbanan. Contohnya :
air, udara.
c.
Barang Illith adalah barang yang apabila jumlahnya
sedikit akan bermanfaat tetapi apabila jumlahnya sangat banyak akan meerugkan.
Contohnya : Api, angin, air.
2) Menurut Cara Penggunaan
a.
Barang Produksi Adalah barang yang digunakan untuk
proses produksi / barang baku produksi. Terdiri dari barang tahan lama dan
tidak tahan lama.
b. Barang Konsumsi Terdiri dari bahan
tahan lama dan tidak tahan lama
3). Menurut Kegunaannya
·
Barang
Subtitusi (pengganti) adalah barang yang digunakan apabila barang pokoknya
tidak ada. Contohnya : kayu bakar digunakan saat mnyak tanah tidak ada.
·
Barang
komplementer (pelengkap) Adalah barng yang digunakan bersama - sama. Contohnya
: Mobil dengan BBM, Kompor dengan gas minyak tanah.
b. Jasa
Yaitu alat
pemuas kebutuhan yang tidak berwujud. Contoh : Salon kecantikan, transportasi,
hotel, layanan telekomunikasi.
C. KLASIFIKASI PRODUK
Pada saat
ini produk memiliki arti yang sangat luas, sebuah pertandingan sepak bola,
konser musik, flash disk, seperangkat komputer, software program POS untuk
mesin kasir, programbimbingan belajar, konsultasi psikologi, paket liburan
akhir tahun ke Yogyakarta, semua termasuk produk.
1. Pengertian Produk
Produk meliputi objek secara fisik,
jasa, orang, tempat, organisasi, ide, atau
bauran dari semua bentuk tersebut.
Produk adalah sesuatu yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan
perhatian, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan.
Produk berupa jasa merupakan bentuk
produk yang terdiri atas aktivitas,
manfaat, atau kepuasan yang menjual
dan pada dasarnya tidak berwujud
dan tidak mengakibatkan kepemilikan
apapun.
2. Makna Produk
Produk baik yang berujud barang atau
yang berupa jasa memiliki makna
yang berbeda bagi berbagai kalangan
:
a. Bagi Konsumen
Produk merupakan kelompok manfaat
yang diterima oleh konsumen
disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
b. Bagi Produsen
Produk merupakan ciri dari produk
yang ideal yang disenangi oleh konsumen.
c. Bagi Product Manager
Produk sebagai jalan atau sumber hidup.
d. Bagi Advertysing Agency
Produk merupakan tantangan dalam mengenalkan satu produk tertentu.
e. Bagi Pemilik Modal
Produk sebagai sumber dana.
3. Klasifikasi Produk
Berdasarkan
daya tahannya, terdapat dua macam barang yaitu:
a. Barang tahan lama (durable
goods).
Merupakan barang berwujud yang biasanya
bisa tahan lama dengan banyak pemakaian, atau umur ekonomisnya untuk pemakaian
normal satu tahun atau lebih.
Contoh: lemari es dan televisi
b. Bahan tidak tahan lama (non
durable goods).
Merupakan
barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu kali pemakaian, atau
umur ekonomisnya dalam pemakaian normal kurang dari satu tahun.
Contoh:
sayuran, buah dan makanan.
Berdasarkan
perilaku konsumen dalam mendapatkan dan tujuan
konsumsinya,
produk diklasifikasikan menjadi :
a. Barang Konsumen
Barang
Konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir
(individu atau rumah tangga), dan bukan untuk kepentingan bisnis, barang
konsumen dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu:
1) Barang
Konvenien (Convenience goods)
Convenience
Goods merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian yang tinggi
(sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera dan memerlukan usaha yang
minimum dalam perbandingan dan pembelianya.
2) Barang
Belanjaan (Shopping goods)
Shopping
goods adalah barang yang proses pemilihan dan pembelianya, dibandingkan oleh
konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Kriteria pembanding
meliputi harga, kualitas, dan model masing-masing.
3) Barang Spesial
(Speciality goods)
Speciality
goods adalah barang yang memiliki karakteristik atau identifikasi merek yang
unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya.
Umumnya jenis barang ini terdiri atas barang-barang mewah, dengan merek
terkenal.
4) Produk
Tak dicari (Unsought goods)
Unsought
goods adalah produk yang tidak dikenal, atau kalaupun
dikenal
biasanya orang tidak berfikiri untuk membelinya.
D. PASAR SASARAN (TARGET PASAR)
1. Pengertian Pasar Sasaran
Pasar sasaran
merupakan sekelompok pembeli yang mempunyai sifat-sifat yang sama yang membuat
pasar itu berdiri sendiri. Adanya sekelompok orang dengan ciri-ciri yang sama
belumlah berarti mereka membentuk pasar sasaran. Hanya bila mereka mempunyai
ciri-ciri yang sama sebagai pembeli, maka barulah berarti mereka membentuk
suatu pasar sasaran.
Sebagai
contoh, selama para remaja selaku pembeli atau konsumen bertingkah laku yang
berlainan dengan kelompok usia lain, muncullah suatu pasar sasaran remaja.
Ciri-ciri pemasaran yang tersendiri yang ditemukan pada setiap pasar sasaran
yang sedemikian itu membantu pemasar menyesuaikan produk serta program
pemasarannya guna memenuhi kebutuhan serta keinginan setiap sasaran. Oleh
karena itu pemasar modern mencurahkan banyak perhatian terhadap pengenalan dan
telaah berbagai pasar sasaran bagi produk mereka.
2. Langkah memilih pasar sasaran
Selama ini
terlihat gejala semakin banyak perusahaan memilih pasar sasaran yang akan
dituju, keadaan ini dikarenakan mereka menyadari bahwa pada dasarnya mereka
tidak dapat melayani seluruh pelanggan dalam pasar tersebut. Terlalu banyaknya
pelanggan, sangat berpencar dan tersebar serta bervariatif dalam tuntutan
kebutuhan dan keinginannya. Karena konsumen yang terlalu heterogen itulah maka
perusahaan perlu mengkelompokkan pasar menjadi segmen-segmen pasar, lalu
memilih dan menetapkan segmen pasar tertentu sebagai sasaran. Dengan adanya hal
ini, maka perusahaan terbantu untuk mengidentifikasi peluang pasar dengan lebih
baik, dengan demikian perusahaan dapat mengembangkan produk yang tepat, dapat
menentuan saluran distribusi dan periklanan yang sesuai dan efisien serta mampu
menyesuaikan harga bagi barang atau jasa yang ditawarkan bagi setiap target
pasar.
Pasar sasaran (Target Market) adalah
sekelompok konsumen atau pelanggan yang secara khusus menjadi sasaran usaha
pemasaran bagi sebuah perusahaan. Dalam menerapkan pasar sasaran, terdapat tiga
langkah pokok yang harus diperhatikan, sebagai berikut :
a) Segmentasi Pasar
Segmentasi
Pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu
produk kedalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen.
Berdasarkan definisi diatas diketahui bahwa pasar suatu produk tidaklah
homogen, akan tetapi pada
kenyataannya
adalah heterogen. Pada dasarnya segmentasi pasar adalah suatu strategi yang
didasarkan pada falsafah manajemen pemasaran yang orientasinya adalah konsumen.
Dengan melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih
terarah dan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan secara lebih
efektif dan efisien dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen.
Ada empat
ktiteria yang harus dipenuhi segmen pasar agar proses
segmentasi
pasar dapat dijalankan dengan efektif dan bermanfaat bagi
perusahaan,
yaitu:
1.
Terukur (Measurable) artinya segmen pasar tesebut dapat
diukur, baik besarnya, maupun luasnya serta daya beli segmen pasar tersebut.
2.
Terjangkau (Accessible) artinya segmen pasar tersebut
dapat dicapai sehingga dapat dilayani secara efektif.
3.
Cukup luas (Substantial), sehingga dapat menguntungkan
bila dilayani.
4.
Dapat dilaksanakan (Actjonable), sehingga semua
program yang telah disusun untuk menarik dan melayani segmen pasar itu dapat
efektif.
Pengelompokan
segmentasi pasar atas dasar:
1)
Segmentasi atas dasar geografis, segmentasi pasar ini
dilakukan dengan cara membagi pasar kedalam unit-unit geografis seperti negara,
propinsi, kabupaten, kota, desa, dan lain sebagainya. Dalam hal ini perusahaan
akan beroperasi disemua segmen, akan tetapi, harus memperhatikan perbedaan kebutuhan
dan selera yang ada di masing-masing daerah.
2)
Segmentasi atas dasar demografis, segmentasi pasar ini
dapat dilakukan dengan cara memisahkan pasar kedalam kelompok-kelompok yang
didasarkan pada variabel-variabel demografis, seperti umur, jenis kelamin,
besarnya keluarga, pendapatan, agama, pendidikan, pekerjaan, dan lain-lain.
3)
Segmentasi atas dasar psychografis, segmentasi pasar
ini dilakukan dengan cara membagi-bagi konsumen kedalam kelompok-kelompok yang
berlainan menurut kelas sosial, gaya hidup, berbagai ciri kepribadian, motif
pembelian, dan lain-lain.
b) Penetapan
Pasar Sasaran (Target Market)
Target
market adalah merupakan kegiatan yang berisi dan menilai serta memilih satu
atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki oleh suatu perusahaan. Apabila
perusahaan ingin menentukan segmen pasar mana yang akan dimasukinya, maka
langkah yang pertama adalah menghitung dan menilai porensi profit dari berbagai
segmen yang ada tadi. Maka dalam hal ini pemasar harus mengerti betul tentang
teknik-teknik dalam mengukur potensi pasar dan meramalkan permintaan pada masa
yang akan datang.
5 Strategi
peliputan pasar, yaitu:
1)
Konsentrasi pasar tunggal, ialah sebuah perusahaan dapat memusatka kegiatannya
dalam satu bagian daripada pasar. Biasanya perusahaan yang lebih kecil
melakukan pilihan ini.
2) Spesialisasi produk, sebuah
perusahaan memutuskan untuk
memproduksi satu jenis produk.
Misalnya sebuah perusahaan memutuskan untuk memproduksi hanya mesin tik listrik
bagi sekelompok pelanggan.
3)
Spesialisasi pasar, misalnya sebuah perusahaan memutuskan untuk membuat segala
macam mesin tik, tetapi diarahkan untuk kelompok pelanggan yang kecil.
4)
Spesialisasi selektif, sebuah perusahaan bergerak dalam berbagai kegiatan usaha
yang tidak ada hubungan dengan yang lainnya, kecuali bahwa setiap kegiatan usaha
itu mengandung peluang yang menarik.
5) Peliputan
keseluruhan, yang lazim dilaksanakan oleh industri yang lebih besar untuk
mengungguli pasar. Mereka menyediakan sebuah produk untuk setiap orang, sesuai
dengan daya beli masing-masing.
c) Penempatan Produk (Product Positioning)
Penempatan produk mencakup kegiatan
merumuskan penempatan produk dalam persaingan dan menetapkan bauran pemasaran
yang terperinci. Pada hakekatnya penempatan produk adalah tindakan merancang
produk dan bauran pemasaran agar tercipta kesan tertentu diingatan konsumen.
Bagi setiap segmen yang dimasuki perusahaan, perlu dikembangkan suatu strategi
penempatan produk. Saat ini setiap produk yang beredar dipasar menduduki posisi
tertentu dalam segmen pasamya. Apa yang sesungguhnya penting disini adalah
persepsi atau tanggapan konsumen mengenai posisi yang dipegang oleh setiap
produk dipasar.
E. KEBIASAN PEMBELI DAN MOTIF
PEMBELIAN
1.Kebiasan Pembeli
Kebiasaan
membeli (buying habits) akan menjawab pertanyaan bagaimana, kapan dan dimana
konsumen melakukan pembelian barang- barangnya. Kebiasaan membeli para konsumen
selalu berubah-ubah setiap saat. Oleh sebab itu, setiap penjual atau manajer
pemasaran perlu mengikuti perkembangan dan mempelajarinya kebiasaan membeli
barang dan jasa.
Keberhasilan
kegiatan pemasaran suatu perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuan di dalam
melayani persepsi para pembeli. Perilaku konsumen selalu berkaitan dengan
proses pemilihan produk yang dibelinya. Perilaku para pembeli merupakan tindakan
yang langsung menyangkut pencapaian dan penggunaan produk termasuk keputusan di
dalam pembelian, sesuatu produk yang dibutuhkan dan yang diinginkannya.
Adapun
faktor yang memengaruhi kebiasaan dan perilaku konsumen di dalam membeli
sesuatu produk adalah faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor
psikologi. Pembelian yang dilakukan oleh para pembeli dipengaruhi pula oleh
kebiasaan di dalam pembeliannya.
Di dalam
kebiasaan membeli sesuatu produk tercakup kapan waktunya pembelian, jumlahnya berapa,
dan di mana pembelian itu akan dilakukan. Apabila dilihat dari bidang
pekerjaan, dapat dinyatakan bahwa para karyawan melakukan pembelian produk
dalam jumlah yang besar biasanya pada waktu gajian. Begitu pula masyarakat yang
berpendapatan tinggi, pada umumnya membeli barang dalam jumlah yang besar dan
biasanya membeli barang dari pedagang besar atau toko tertentu. Kegagalan dalam
penjualan barang dan jasa biasanya terletak pada ketidakmampuan mengetahui
keinginan jiwa pembeli/konsumen/ pelanggan.
Setelah
diketahui motif dan perilaku pembelian, setiap produsen harus pula mempelajari
dan mengerti tentang proses dan keputusan pembelian konsumen terhadap barang
yang akan dibelinya. Pengambilan keputusan membeli mencakup penentuan apa yang akan
dibeli atau tidak membeli tergantung dari aktivitas sebelum dilakukan
pembelian.
Tahapan proses pembelian konsumen terhadap sesuatu
barang adalah
sebagai berikut:
a. Timbulnya kebutuhan terhadap
barang dan jasa.
b. Pencarian informasi terhadap
barang dan jasa yang dibeli.
c. Evaluasi perilaku konsumen.
d. Keputusan konsumen untuk membeli
barang dan jasa.
e. Perilaku konsumen setelah membeli
barang dan jasa.
Melalui proses yang logis, sewaktu-waktu konsumen akan mengambil suatu
keputusan untuk membeli barang dan jasa yaitu:
a. Menyadari adanya kebutuhan yang
belum terpuaskan,
b. Beberapa pilihan yang nalar
diidentifikasi dan dievaluasi,
c. Keputusan membeli barang dan jasa
harus ditentukan.
2. Motif Pembelian
Motivasi merupakan kekuatan
penggerak dalam diri seseorang yang memaksanya untuk bertindak. Motivasi adalah
suatu keadaan dalam pribadi yang mendorong keinginan individu untuk melakukan
keinginan tertentu guna
mencapai tujuan.
Motivasi pembelian dalam bidang
pemasaran adalah pertimbangan-pertimbangan dan pengaruh yang mendorong orang
untuk melakukan
pembelian.
Dalam motivasi pembelian terbagi
menjadi motivasi rasional dan emosional. Motivasi rasional adalah pembelian yang
di dasarkan kepada kenyataan-kenyataan yangditunjukkan oleh produk kepada konsumen
dan merupakan atribut produk yang fungsional serta obyektif keadaannya.Sedangkan
motivasi emosional adalah pembelian yang di dasarkan pada pertimbangan-pertimbangan
yang lebih bersifat emosional.
Motif
manusia dalam melakukan pembelian untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginannya
dapat dibedakan atas:
a. Motif pembelian primer dan
selektif.
Motif pembelian primer adalah motif
yang menimbulkan perilaku pembelian terhadap kategori-kategori umum (biasa)
pada suatu produk, seperti membeli televisi dan pakaian.
Motif pembelian selektif adalah
motif yang mempengaruhi tantang model dan merek dari kelas-kelas produk, atau
macam penjual yang dipilih untuk suatu pembelian. Motif ekonomi, status,
keamanan, dan prestise adalah beberapa contoh motif selektif.
b. Motif rasional dan emosional.
Motif rasional adalah motif yang
didasarkan pada kenyataan-kenyataan seperti yang ditunjukkan oleh suatu produk
kepada konsumen. Faktor yang dapat dipertimbangkan dapat berupa harga,
kualitas, pelayanan, ketersediaan barang, keawetan, ukuran, kebersihan
efisiensi dalam penggunaan.
Sebagai contoh: motif pembelian pada
sepeda motor yang hemat bahan bakar, atau merek tertentu karena kualitasnya
sudah terpercaya.
Motif emosional adalah motif
pembelian yang berkaitan dengan dengan perasaan atau emosi individu, seperti
pengungkapan rasa cinta, kebanggaan, kenyamanan, kesehatan, keamanan dan
kepraktisan.
F. PRILAKU KONSUMEN DAN KEPUTUSAN PEMBELI
1. Perilaku Konsumen
Perilaku
konsumen adalah studi tentang proses pengambilan keputusan oleh konsumen dalam
memilih, membeli, memakai serta memanfaatkan produk, jasa, gagasan, atau pengalaman
dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat konsumen.
Keputusan pembelian produk dilakukan
oleh konsumen setiap hari.
Keputusan untuk melakukan pembelian
oleh konsumen berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan berikut : apa yang dibeli
konsumen, dimana konsumen membelinya, kapan pembelian dilakukan, mengapa konsumen
membelinya, bagaimana pembeli dilakukan dan berapa banyak yang dibeli konsumen.
Hal penting untuk diketahui seorang
pemasar adalah bagaimana konsumen merespon terhadap berbagai upaya pemasaran
yang digunakan perusahaan. Perusahaan yang mengerti betul bagaimana konsumen
akan menanggapi berbagai sosok produk, harga dan
Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi perilaku seorang konsumen dalam melakukan pembelian, diantaranya
adalah :
a. Faktor Budaya
Faktor mempunyai pengaruh yang
sangat besar terhadap perilaku konsumen, sehingga pemasar perlu memahami
peranan budaya, subbudaya, dan kelas sosial pembeli.
1) Budaya
Suatu kelompok masyarakat selalu memiliki
kebudayaan yang sangatberpengaruh dalam kehidupannya. Pada saat hidup di
masyarakat seorang anak telah diajarkan tentang nilai dasar, persepsi,
keinginan dan perilaku dari keluarga dan sekolah. Pemasar yang baik seharusnya
selalu menemukan perubahan kebudayaan untuk menentukan produk baru yang dikehendaki
oleh konsumen.
2) Subbudaya
Setiap budaya memiliki subbudaya
yang lebih kecil, subbudaya mencakup kelompok nasionalitas, keagamaan, kesukuan
dan kewilayahan. Subbudaya bisa menjadi sebuah segmen pemasaran penting dan
pemasar sering membuat rancangan produk khusus yang disesuaikan keinginan
segmen pasar. Di Indonesia bisa kita temukan kelompok subbudaya Jawa, Batak,
Minang, Sunda, Betawi. Dalam kelompok Jawa masih kita kenal sub-kelompok Jogja,
Solo, Semarang, Tegal, Banyumas, Jawa Timur. Berdasarkan kelompok subbudaya
itu, kemudian muncul ide mengembangkan pemasaran produk aneka masakan dengan
menonjolkan ke khasan daerah
masing-masing, seperti Gudeg Jogja,
Soto Pekalongan, Tahu Campur Magelan, Tengkleng Solo, Bakso Malang dan
lain-lain. Aneka produk masakan tersebut bisa kita temukan di beberapa kota
besar sebagai menu pilihan bagi para konsumen penggemarnya.
3) Kelas Sosial
Merupakan pembagian kelompok
masyarakat yang permanen dan
berjenjang,
anggotanya memiliki nilai, minal dan perilaku yang serupa. Pembagian kelas
sosial umumnya tidak ditentukan oleh faktor tunggal tetapi kombinasi dari beberapa
faktor, utamanya jabatan, pendidikan dan pendapatan. Kelas sosial menunjukkan
perbedaan yang jelas dalam hal preferensi atas perabot rumah tangga, pakaian,
kendaraan, liburan.
b. Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi
oleh faktor sosial, seperti kelompok rujukan (referensi grup), keluarga, peran
dan status.
1) Kelompok rujukan
Kelompok kecil yang mempengaruhi
langsung dan kemana orang tergabung disebut kelompok keanggotaan (membership
groups). Disebut sebagai kelompok primer (primary group) dimana terjadi hubungan
teratur tetapi informal seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja.
Disebut sebagai kelompok sekunder (secondary group) dengan hubungan yang lebih
formal tatapi kurang teratur, termasuk Kelompok rujukan memperkenalkan
seseorang kepada gaya hidup baru, mempengaruhi sikap dan konsep diri yang
mengarahkan kepada seseorang untuk memilih produk dan merek tertentu. Contoh
para fans bola mania.
2) Keluarga
Keluarga
adalah organisasi pembelian konsumen paling penting. Suami, istri dan anak
masing-masing memiliki pengaruh yang besar terhadap pembelian berbagai produk
dan jasa. Keterlibatan suami-istri sangat bervariasi dengan kategori produk dan
dengan tingkat proses pembelian. Peran pembelian akan berubah sesuai dengan
berevolusinya
gaya hidup.
Misal :
banyaknya wanita yang bekerja menjadikan aktivitas belanja tidak hanya di
dominasi kaum wanita saja, tetapi kaum pria juga banyak yang berbelanja untuk
barang kebutuhan sehari-hari. Untuk belanja perabot rumah tangga biasanya
diputuskan bersama oleh suami dan istri.
3) Peran dan
status
Posisi
seseorang dalam setiap kelompoknya dapat menentukan peran dan statusnya. Suatu peran
terdiri dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan sesuai harapan orang-orang yang
ada disekelilingnya. Setiap peran akan mempengaruhi sebagian perilaku belanja.
c. Faktor Personal
1) Umur dan tingkat daur hidup
Produk baik
berupa barang atau jasa yang dibeli seseorang akan berubah sesuai dengan
perjalanan hidup dan usianya. Selera terhadap macam pakaian, perabot rumah,
makanan, kesehatan dan rekreasi sangat berkorelasi dengan usia seseorang.
Pembelian juga dipengaruhi oleh daur hidup keluarga yaitu tingkatan yang
dilewati oleh keluarga mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, akhirnya menjadi
tua.
Perubahan
daur hidup keluarga ini harus diperhatikan oleh para pemasar jika ingin
berhasil dalam kegiatan pemasaran produk.
2) Kedudukan
Kedudukan
seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli. Pekerja lebih banyak
membeli pakaian kerja, sedang para pejabat dan manager lebih memilih untuk
membeli jas dan dasi.
3) Keadaan
ekonomi
Keadaan
ekonomi seseorang juga mempengaruhi barang yang dibeli. Pemasar barang harus
peka untuk mengamati kecenderungan pendapatan serta tabungan perorangan dan
suku bunga. Bila indikator ekonomi menunjukkan adanya resesi, maka pemasar
dapat mengambil langkah redesain, reposisi dan meninjau harga produknya.
4) Gaya
hidup
Yaitu pola
hidup yang dinyatakan sebagai psikografik. Gaya hidup menyangkut pengukuran
gatra AIO (Activitas, interest, and opinion). Aktivitas konsumen meliputi
kegiatan (kerja, hobi, belanja, olah raga, peristiwa sosial), Interest atau
minat (makanan, fashion, keluarga dan rekreasi) dan Opini (mengenai dirinya
sendiri, isu sosial, bisnis, produk). Gaya hidup lebih dari sekedar kelas
sosial seseorang atau kepribadiannya.
5)
Kepribadian dan konsep diri
Kepribadian
adalah sifat psikologis yang mengarah kepada ttanggapan yang nisbi konsisten
dan bertahan lama terhadap lingkungan seseorang. Pemasar banyak yang
menggunakan konsep yang berkaitan dengan kepribadian yaitu konsep diri atau
citra diri yang dimiliki oleh seseorang menyatakan dan mencerminkan identitasnya.
“kami adalah
apa yang kami miliki”. Contoh : ada sebagian orang yang membeli buku,
berlangganan koran atau majalah bukan untuk dibaca akan tetapi lebih
dikarenakan untuk menunjukkan citra dirinya.
d. Faktor Psikologis
1) Motivasi
Seseorang memiliki
banyak kebutuhan yang berupa hayati (biological), psikologis, dan rasa memiliki
(belonging). Seseorang didorong oleh kebutuhan tertentu pada waktu tertentu.
Seseorang menggunakan sebagian waktu dan energinya untuk mendapatkan rasa aman,
sebagian waktu yang lain digunakan untuk mendapatkan penghargaan dan penghormatan.
2) Persepsi
Orang yang
termotivasi siap bertindak. Bagaimana orang bertindak dipengaruhi oleh
persepsinya. Dua orang dengan motif dan dalam situasi yang sama dapat bertindak
sangat berlainan karena persepsinya berlainan.
3) Belajar
Apabila
orang bertindak, maka ia belajar. Belajar menggambarkan perubahan perilaku
perorangan yang timbul oleh pengalaman. Belajar terjadi melalui jalinan
dorongan, rangsangan, isyarat, tanggapan, dan penguatan (reinforcement).
4)
Kepercayaan dan sikap
Dengan
berbuat dan belajar orang akan memperoleh kepercayaan dan sikap, termasuk
perilaku belajarnya. Kepercayaan menggambarkan pikiran seseorang tentang
sesuatu. Kepercayaan ini dapat berasal dari pengetahuan nyata, opini atau
faith, bermuatan emosi ataupun tidak.
2. Keputusan Pembelian
Keputusan
pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap
produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian
suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga
dan produk sudah yang sudah dikenal oleh masyarakat.
Pengertian
lain tentang Keputusan pembelian menurut Schiffman
dan Kanuk, keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang dimana dia
memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada.
Berdasarkan
definisi diatas disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah tindakan yang
dilakukan konsumen untuk melakukan pembelian sebuah produk. Oleh karena itu, pengambilan
keputusan pembelian konsumen merupakan suatu proses pemilihan salah satu dari
beberapa alternatif penyelesaian masalah dengan tindak lanjut yang nyata.
Setelah itu konsumen dapat melakukan evaluasi pilihan dan kemudian dapat
menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya.
Sebelum
konsumen memutuskan untuk membeli, biasanya konsumen melalui beberapa tahap
terlebih dahulu yaitu:
a) pengenalan kebutuhan
b) pencarian informasi
c) evaluasi alternatif
d) keputusan membeli atau tidak
e) perilaku pascapembelian
f) Pengenalan Kebutuhan
BAB II
TEORI PERENCANAAN PEMASARAN
A. PERENCANAAN
PEMASARAN
1.
Perencanaan Pemasaran
Perencaan pemasaran yaitu setiap kegiatan
yang melakukan rencana tertentu untuk
melakukan pemasaran suatu produk
2. Tujuan dan Manfaat Perencanaan Pemasaran
Perencanaan
organisasional mempunyai dua tujuan yaitu perlindungan dan kesepakatan
(protective dan affirmatif). Tujuan perlindungan (protective) adalah
meminimalisasi risiko dengan mengurangi ketidakpastian di sekitar kondisi
bisnis dan menjelaskan konsekuensi tindakan manajerial yang berhubungan.
Tujuan
kesepakatan (afirmatif) adalah untuk meningkatkan tingkat keberhasilan
organisasional. Tujuan lain dari perencanaan pemasaran adalah membentuk usaha
terkoordinasi dalam organisasi. Tanpa adanya perencanaan yang baik maka
biasanya tidak akan adanya koordinasi dan akan timbul ketidakefisienan. Jadi
tujuan mendasar dari perencanaan adalah membantu organisasi mencapai tujuan
dalam rangka memperlancar usaha.
Perencanaan
pemasaran suatu perusahaan dapat memberikan manfaat bagi:
a.
Usaha untuk mendorong cara berpikir jauh ke depan.
b.
Usaha mengkoordinasikan kegiatan pemasaran secara
lebih baik.
c.
Usaha mengawasi kegiatan pemasaran yang telah
dilakukan yang didasarkan atas standar prestasi kerja yang ditetapkan dalam
rencana.
d.
Perumusan tentang tujuan yang ingin dicapai dan
kebijakan operasional yang dapat dilakukan secara mantap.
e.
Usaha untuk menggairahkan partisipasi dan mempertebal
rasa tanggung jawab para pelaksana.
Dengan demikian dapat dikatakan, perencanaan pemasaran
bertujuan
memberikan
pendekatan yang sitematik dan teratur bagi usaha :
a.
Menyeimbangkan dan menyelaraskan kegiatan pemasaran yang
dapat
menjamin tercapainya tujuan dan sasaran.
b.
Menggunakan cara-cara berusaha di bidang pemasaran
secara intensif dan optimal.
c.
Menjamin keselarasan dan keserasian antara bagian yang
terdapat dalam perusahaan dalam usaha pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan.
d.
Pengendalian yang cepat, tepat, dan teratur atas
catatan, gagasan atau pemikiran dan usaha-usaha atau kegiatan pemasaran dalam
perusahaan.
Adanya program perencanaan yang disusun perusahaan
secara baik, maka
akan dapat memberikan banyak keuntungan, antara lain :
a.
Membantu pelaku usaha berorientasi ke masa depan.
b.
Pelaku usaha dipaksa untuk melihat keluar dari masalah
harian yang normal untuk memproyeksikan apa yang akan mereka hadapi dimasa
mendatang.
c.
Koordinasi keputusan. Keputusan hendaknya tidak dibuat
sekarang tanpa adanya gagasan tentang bagaimana ia akan mempengaruhi keputusan
yang harus dibuat besok . Fungsi perencanaan membantu pelaku usaha dalam mengkoordinasi
keputusan.
d.
Perencanaan menekankan tujuan organisasional. Karena tujuan
organisasional adalah titik awal perencanaan, pelaku usaha secara konstan
diingatkan dengan apa yang ingin dicapai organisasi mereka.
3. Batasan Perencana Pemasaran
a. Untuk
mengantarkan sebuah usaha mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan, rencana
pemasaran yang dirancang harus memberikan tiga jenis informasi dasar :
1.
Kita telah berada di mana (dimana posisi kita
sekarang) ?
2.
Kemana kita akan menuju (dalam jangka pendek) ?
3.
Bagaimana kita akan mencapai tujuan tersebut dari
posisi yang sekarang ?
Rencana
pemasaran hendaknya dipahami oleh manajemen sebagai pedoman penerapan pembuatan
keputusan pemasaran dan tidak hanya sebagai dokumen tak berarti saja.
Ketika
pelaku usaha tidak meluangkan waktu yang tepat untuk rencana pemasaran atau berpikir
bahwa hal ini membuang-buang waktu saja, mereka biasanya akan menafsirkan
secara salah arti rencana pemasaran dan apa yang bisa dicapai dan apa yang
tidak. Pengembangan rencana perlu mendokumentasikan secara formal dan
menguraikan
sebanyak mungkin perincian pemasaran yang akan menjadi bagian dari pembuatan
keputusan.
Proses ini
akan memungkinkan pelaku usaha untuk tidak hanya memahami dan mengetahui
isu-isu penting, tetapi siap dengan perubahan lingkungan.
Elemen-Elemen Perencanaan Pemasaran
Elemen-elemen
perencanaan pemasaran dalam hal ini difokuskan ke produk dan merek, yang
meliputi: ringkasan ekskutif, situasi pemasaran sekarang, ancaman dan peluang,
sasaran dan masalah, strategi pemasaran, program tindakan, anggaran, dan
pengendalian. hal penting dalam rencana tersebut. Daftar isi harus menyertai ringkasan
ekskutif itu.
Rencana
pemasaran tahun 2014 berisi garis besar suatu pendekatan untuk mencapai
peningkatan yang berarti dalam penjualan dan laba perusahaan dari tahun
sebelumnya.
Contoh
ringkasan ekskutif:
Pada tahun
2014 sebuah perusahaan busana muslim yang memproduksi pakaian muslim batik
membuat sebuah rencana pemasaran dengan ringkasan ekskutif sebagai berikut :
Target
penjualan adalah 240 juta, laba dan penjualan direncanakan 20%. Peningkatan
akan tercapai karena perbaikan dalam ekonomi, persaingan, dan distribusi. Laba
operasi ditargetkan 25 juta, suatu kenaikan sebesar 25% dari tahun yang lalu.
Untuk mencapai tujuan-tujuan ini, anggaran promosi penjualan adalah sebesar 4,8
juta atau 2% dari penjualan yang diproyeksikan. Anggaran periklanan adalah 7,2
juta, atau 3% dari penjualan yang diproyeksikan.
b. Situasi pemasaran sekarang
Elemen
penting pertama rencana pemasaran tersebut men-jelaskan pasar sasaran dan
posisi perusahaan di dalamnya. Dalam elemen situasi pemasaran sekarang (current
marketing situation), perencana memberikan informasi tentang pasar, performa
produk, persaingan, dan distribusi.
Di dalamnya
termasuk deksripsi pasar yang mendefisinikan pasar, termasuk segmen pasar yang utama.
Perencanaan menunjukkan besarnya total pasar dan menurut segmennya untuk
beberapa tahun terakhir, kemudian meninjau kebutuhan pelanggan dan
faktor-faktor dalam lingkungan pemasaran yang mungkin memengaruhi pembelian pelanggan.
Kemudian, peninjauan produk menunjukkan pen-jualan, harga, dan laba kotor untuk
produk utama dalam lini produk. Suatu seksi mengenai persaingan
mengidentifikasikan kualitas pesaing-pesaing utama dan masing-masing strategi
me-reka untuk kualitas produk, penetapan harga, distribusi dan promosi. Hal ini
menunjukkan market share yang dimiliki perusahaan dan masing-masing pesaing. Akhirnya
suatu seksi mengenai distribusi menjelaskan kecenderungan terakhir penjualan
dan perkembangan saluran disribusi yang utama.
c. Ancaman
dan peluang
Elemen ini
mengharuskan manajer melihat ke depan, untuk mengetahui dan peluang penting yang mungkin dihadapi
produk. Maksudnya adalah untuk membuat manajer mengantisipasi perkembangan
penting yang mungkin mempunyai dampak atas perusahaan. Manajer harus membuat
daftar sebanyak mungkin ancaman dan peluang yang dapat mereka bayangkan.
d. Sasaran dan masalah
Setelah
menelaah ancaman dan peluang produk, sekarang manajer dapat menetapkan sasaran
dan mempertimbangkan masalah yang mungkin memengaruhi sasaran tersebut. Sasaran
harus dinyatakan sebagai tujuan yang ingin dicapai perusahaan selama jangka
waktu rencana. Misalnya manajer mungkin ingin mencapai market share sebesar
15%, 20% laba sebelum pajak atas penjualan, dan laba atas investasi sebelum
pajak sebesar 25%. Misalkan market share yang sekarang hanya 10%. Situasi ini
dihadapkan pada suatu masalah kunci, bagaimanakah meningkatkan market shared
Manajer harus mempertimbangkan masalah utama yang mungkin dihadapi dalam usaha
meningkatkan market share.
e. Strategi pemasaran
Strategi
pemasaran adalah logika pemasaran dengan mana unit bisnis diharapkan mencapai
sasaran pemasarannya. Logika ini terdiri dari Strategi khusus untuk pasar
sasaran, marketing mix, dan tingkat biaya pemasaran. Strategi pemasaran harus
merinci segmen pasar yang akan menjadi fokus perusahaan. Segmen-segmen ini
tidak sama kebutuhan dan keinginannya, tanggapannya terhadap pemasaran dan
profitabilitas,
Perusahaan harus cermat menempatkan usaha dan energinya pada segmen-segmen
pasar tersebut yang paling baik dapat dilayaninya dari sudut pandang
persaingan. Mereka harus mengembangkan Strategi pemasaran untuk setiap segmen
sasaran. Manajer harus pula menggariskan strategi khusus pemasaran untuk tiap elemen
marketing mix seperti produk baru, penjualan perorangan, perikianan, promosi
penjualan, harga, dan distribusi. Juga mana-jer harus menjelaskan bagaimana
masing-masing strategi me-respons ancaman, peluang dan masalah-masalah penting
yang sebelumnya telah diungkapkan dalam rencana.
f. Program tindakan
Strategi
pemasaran harus diubah menjadi program tindakan spesifik yang menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut:
Apa yang
akan dilakukan?
Kapan akan
dilakukan?
Siapa yang
bertanggung jawab atas pelaksanaannya?
Berapa
biayanya?
Manajer
mungkin ingin meningkatkan promosi penjualan sebagai strategi kunci untuk
memenangkan market share. Rencana aksi promosi penjualan harus disusun untuk
secara garis besar menggambarkan tawaran-tawaran khusus beserta tanggalnya,
pameran dagang yang akan diikuti, display POP baru, dan sarana promosi lainnya.
Rencana tindakan menunjukkan kapan kegiatan akan dimulai, kapan harus ditinjau
kembali dan kapan harus diselesaikan.
g. Anggaran
Rencana tindakan memungkinkan manajer
dapat menyusun anggaran pemasaran pendukung yang pada hakikatnya adalah suatu
proyeksi laporan laba dan rugi. Pada sisi pendapatan me-nunjukkan estimasi mengenai
banyaknya unit yang akan terjual dan harga neto rata-rata.
Pada sisi biaya menunjukkan biaya
produk, biaya distribusi fisik, dan biaya pemasaran. Selisihnya merupakan
proyeksi laba. Manajer puncak akan menelaahnya dan kemudian menyetujuinya atau
memodifikasinya.
Sekali sudah disetujui, anggaran itu
menjadi dasar bagi pembelian bahan, penjadwalan produksi, perencanaan sumber
daya manusia, dan operasi pemasaran.
h.
Pengendalian
Elemen
terakhir dari rencana pemasaran adalah pengendalian yang akan digunakan untuk
memantau kemajuan-kemajuan. Lazimnya tujuan dan anggaran diuraikan secara rinci
untuk setiap bulan atau setiap kuartal. Praktik ini memungkinkan manajemen
puncak dapat menelaah hasil-hasilnya pada setiap periode dan menyoroti bisnis
atau produk yang tidak memenuhi tujuannya. Manajer bisnis atau manajer produk
ini harus menjelaskan masalah-masalah dan tindakan-tindakan perbaikan apa yang
akan mereka ambil.
Meski
rencana pemasaran telah memberi gambaran cara formal untuk mengimplementasikan
strategi pemasaran, terdapat masalah yang menyebabkan sulitnya menyusun
perencanaan pasar.
Masalah-masalah tersebut diuraikan
berikut :
a. Peramalan Pemasaran
Kemampuan
pelaku usaha untuk membuat peramalan realistik merupakan tugas yang sangat sulit
dengan perubahan lingkungan bersaing, restrukturisasi pasar, dan perubahan
teknologi baru yang menyumbang pada sulit dipahaminya kondisi pasar. Pelaku
usaha harus merancang rencana-rencana dan membuat
penyesuaian
serta modifikasi yang perlu agar memenuhi tujuan dan sasaran yang diinginkan. Bantuan
dari saluran distribusi, data industri dan riset pemasaran akan membantu dalam
peramalan. Penting juga untuk menetapkan mekanisme pengawasan dalam rencana
pemasaran yang memungkinkan modifikasi strategi pemasaran jika terjadi
perubahan.
b. Informasi
Pasar
Untuk
mengembangkan rencana pasar yang efektif, sangat diperlukan informasi mengenai
kecenderungan pasar, kebutuhan konsumen, teknologi perubahan pangsa pasar,
reaksi pesaing, dan lain-lain. Pelaku usaha umumnya tidak mampu ataupun tidak
yakin bagaimana mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan. Terdapat sumber kedua
yang bisa digunakan oleh pelaku usaha.
Kadin,
jurnal perdagangan, badan-badan pemerintah (Departemen Perdagangan) merupakan
sumber informasi pasar yang sangat berguna. Informasi yang dibutuhkan dan
kemampuan mendapatkan informasi tersebut tergantung pada pasar dan industri.
Contoh, pada pasar stabil yang bisa diramalkan , seperti perubahanharga
pertanian musiman, manajemen mendapati bahwa informasi yang dibutuhkan hanyalah
harga dari pesaing. Perkembangan teknologi dengan adanya internet telah mampu mengatasi
permasalahan pencarian informasi yang dibutuhkan perusahaan.
c. Kendala
Waktu
Seperti halnya dengan kasus keputusan perencanaan,
sulit untuk memprediksi berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat rencana
pasar secara memadai. Karena waktu sangat penting bagi pelaku usaha, mudah sekali
menggunakan waktu yang sedikit dalam pembuatan rencana pemasaran, yang mungkin
akan menghasilkan rencana pemasaran yang sangat dangkal. Hal ini bisa
menyebabkan pada keputusan strategi pemasaran yang
makasih bu, jadi kebantu tugasnya sama materi ini
BalasHapusMakasih bu , Materinya sangat membantu
BalasHapusMaterinya tidak membosankan bu, sangat membantu juga. Terimakasih
BalasHapusMakasih ibu,materi nya Bermanfaat banget Jadi gampang belajarnya
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMaterinya sangat membantu dan cocok bagi anak pemasaran
BalasHapusMaterinya bermanfaat banget bu,bisa ngebantu buat ngerjain tugas
BalasHapusMaterinya sangat bermanfaat untuk calon pemasar yang baik
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAlhamdulillah dengan modul online ini sangat memudahkan kami dalam mempelajari materi yang dipelajari saat ini, juga kalau buku modul hilang tinggal cek ke web ibu. Makasih buu, Pokonya bagus. Good Job ibu
BalasHapusMakasih bu, Materinya sangat bagus sekali
BalasHapusBagus bu materinya lengkap bisa bantu buat kerjain tugas kalo misalnya gak punya modul atau modul kita hilang, bisa bantu kita buat kedepannya bu
BalasHapusBagus bu ngebantu banget buat belajar di rumah terus kalau ada pr juga nggk susah tinggal liat modul ajh terus modul perencanaan pemasaran juga jadi bekel buat Citra kedepannya kalau mau bikin sebuah perusahaan
BalasHapusUtami XPM2 ... Makasih bu materinya... sangat bermanfaat bagi semuanya... tetapi dalam konsep penjualan dan konsep pemasaran dan penjualan sebagiknya ada contohnya biar lebih mengerti lagi.. Makasih bu:)
BalasHapusTerima kasih bu sudah memberikan modul yang bermanfaat bagi saya dan materinya bagus
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMakasih bu materinya, bermanfaat banget, kalo males buka buku, bisa liat di blog ibuu
BalasHapusTerima kasih bu sangat bermanfaat materinyaa dan membantu dalam belajar:)
BalasHapusMakasih Bu ,alhamdulillah materinya bermanfaat sekali
BalasHapusterima kasih sangat membantu. Bab 3 belum ada bu
BalasHapussyukron ibu, modulnya in syaa Alloh manfaat
BalasHapusMakasih bu,materinya membantu saya untuk mengerjakan tugas saya
BalasHapusalhamdulillah, terimakasih kak. Kebetulan saya lagi Cari artikel bdp utk belajar. sangat bermanfaat kak, semoga saja bisa di buku kan
BalasHapus