PELAYANAN
PENJUALAN
KD.1.KONSEP
PELAYANAN PENJUALAN
1. Pengertian
Pelayanan Penjualan
Philip Kotler
(2002: 508) mengatakan “Layanan purna jual adalah layanan yang diberikan
perusahaan kepada seorang konsumen setelah terjadinya transaksi penjualan”. Sedangkan
menurut Hindle dan Thomas dalam Fandy Tjiptono (2008) Layanan purna jual adalah
suatu layanan yangdisediakan oleh produsen
kepada konsumen setelah
konsumen tersebut membeli
produk dariperusahaan tersebut.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa layanan purna
jualadalah suatu kegiatan
yang dilaksanakan setelah
penyerahan produk kepada
konsumen atas pembeliannya, yang
berlaku selama konsumen ada ikatan layanan atau hubungan dalam berbagai kegiatan
layanan.
2. Unsur Pelayanan
Penjualan
a. Penampilan.
b. Tepat waktu & janji.
c. Kesediaan melayani.
d. Pengetahuan dan keahlian.
e. Kesopanan & ramah tamah.
f. Kejujuran dan kepercayaan.
g. Kepastian hukum.
h. Keterbukaan.
i. Efisien.
j. Biaya.
k. Tidak rasial.
l. Kesederhanaan.
3. Prinsip Prinsip
Pelayanan Penjualan
a.. Attitude
Dalam menjalankan konsep pelayanan prima kepada para pelanggan, sikap
atau attitude
merupakan poin yang utama. Sikap yang ramah dan sabar dalam melakukan
pelayanan kepada
konsumen, baik itu
pelanggan kelas atas maupun
pelanggan kecil harus
diterapkan dengan
seimbang. Untuk menciptakan kesan attitude yang baik di mata konsumen,
maka para pegawai
yang berinteraksi langsung dengan konsumen wajib menggunakan bahasa
sopan, cekatan dalam
menangani keluhan, dan menjadikan pelanggan sebagai seorang raja.
b.Attention
Attention atau perhatian adalah tindakan untuk
memperhatikan keinginan pelanggan serta fokus
dalam menciptakan kepuasan
konsumen. Atensi tersebut
dapat diwujudkan dengan berbagai cara, misalnya mencermati
karakter konsumen yang datang, memahami kepentingan dan kebutuhan pelanggan,
serta mampu memberikan nasihat kepada pelanggan jika diperlukan.
c. Action
Setelah Anda
memulai pelayanan ke konsumen dengan attitude yang bagus, dan kemudian memperhatikan segala
hal yang menjadi
keinginan konsumen (attention),
maka langkah berikutnya adalah
segera melakukan tindakan (action) guna mewujudkan apa yang diharapkan oleh
konsumen. Action yang dilakukan hendaknya memenuhi prinsip
cepat, tepat, hemat dan selamat. Misalnya dalam usaha jasa reparasi komputer,
pelanggan yang datang tentu berharap agar komputer yang ingin diperbaiki bisa
segera cepat selesai dengan diagnosa masalah yang tepat, biaya yang hemat serta
direparasi dengan selamat.
d.Anticipation
Sebagai back
up terakhir dari usaha melakukan pelayanan prima kepada para konsumen adalah
menyiapkan solusi dari segala kemungkinan yang terjadi dalam bisnis anda. Hal
tersebut dikenal dengan istilah antisipasi bisnis. Antisipasi yang perlu dipersiapkan dalam
pelayananprima tentu yang
menyangkut dengan kepentingan konsumen. Misalnya dalam jasa laundry pakaian,
pelanggan akan diberikan uang pengganti atau pakaian sejenis ketika hasil
cucian terjadi kecacatan atau robek. Untuk itulah diperlukan antisipasi yang
berupa dana antisipasi atau lainnya demi menjamin kepuasan dan loyalitas para
pelanggan.
4. Tujuan Pelayanan
Penjualan
Layanan purna
jual dimaksudkan untuk menjaga minat
konsumen atau calon konsumen
danmemperluas sikap positif dari keunggulan produk yang telah dijanjikan.
1. Menumbuhkan kepuasan, kekaguman,
rekomendasi dan di atas semuanya pembelian ulang.
2. Menciptakan kepercayaan, keyakinan
diri, dan reputasi.
3. Mengungkapkan garansi dengan
persyaratan termasuk penjelasan tentang suku cadang (bila
ada) secara terbuka.
Fakta:
Mari kita lihat tayangan gambar/video mengenai perilaku konsumen
berikut ini!
KD. 2 SIKAP DAN DAN PRILAKU PENJUAL
Semua gerakan penjual akan mendapatkan kesan bagi setiap
konsumen dan akan memahaminya sesuai dengan norma dan kebiasaan yang berlaku di
lingkungan masing-masing. Oleh karena itu seorang penjual harus dapat
menunjukkan etika dan perilaku yang menarik serta mudah menyesuaikan diri dengan
kultur konsumen. Dalam setiap menghadapi pelanggan seorang penjual perlu
memahami etika dan perilaku penjual yang meliputi:
Attitude Dalam
Pelayanan
Penampilan serasi akan menambah
kepercayaan diri dalam berhadapan dengan orang lain sekaligus merupakan
gambaran sikap, jika seseorang dapat memperlakukan dirinya dengan baik tentu ia
akan dapat memberikan pelayanan kepada siapapun dengan baik/menyenangkan.
Penampilan serasi bermakna dapat
menyesuaikan pakaian, aksesori dan kosmetik yang digunakan dengan karakter
pekerjaannya. Misalnya seorang pramuniaga kosmetik dan pramuniaga sembako
dengan jelas perbedaan dari cara berpakaian dan tata rias wajah, hal ini
disebabkan penampilan harus sesuai dengan pekerjaan. Penampilan serasi secara
umum meliputi :
a. Penampilan Serasi
Menggunakan
kosmetik terutama warna perlu disesuaikan dengan pakaian yang dikaitkan dengan
pekerjaan, begitu juga dalam menggunakan aksesori atau perhiasan bentuk, model
dan ukurannya perlu diperhatikan secara saksama supaya menarik tetapi
aman(mengutamakan keselamatan) dalam melakukan pekerjaan. Keserasian berbusana selalu bertitik tolak
dari pekerjaan yang dilakukan baik mode, warna dan ukuran.
b. Berpikir Positif
Pada saat
berhadapan dengan pelanggan pekerja harus menunjukkan ketrampilan
berkomunikasi, memberikan informasi yang dibutuhkan konsumen tentunya berkaitan
dengan produk, untuk menambah kesan baik, perhatian dan simpati pada saat
berbicara pada saat berbicara pekerja diharapkan memperhatikan :
1.
Jarak yang ideal, tidak terlalu dekat
2.
Volume dan nada suara yang enak dan sopan
3.
Mengatur kecepatan berbicara agar resiver
memahami pesan yang disampaikan
4.
Memilih kata yang sopan dan mudah dipahami
5.
Melakukan kontak mata secara sopan dan
bersahabat
6.
Mengucapkan kata secara jelas.
Ada juga hal-hal yang
harus dihindari pada saat melakukan pembicaraan :
Tidak membiarkan agama, rasial dan pribadi,
Jangan mendominasi pembicaraan sebaiknya
yang dominan adalah pelangga, Cari
alasan lain jika hendak mengundurkan diri
Attention Penjual
Pada hakekatnya manusia ingin
diperhatikan dalam arti perhatian yang wajar, perhatian dapat dilakukan dengan
memberikan sapaan atau melihat sambil tersenyum ramah sebagai ucapan selamat
datang sebagai pertanda pengunjung telah mendapat izin sehingga mereka akan merasa
nyaman dan dapat mencari apa saja yang diinginkan secara wajar.
Attention/perhatian dapat
dilakukan dengan menggunakan LO antara lain :
a. Listening
(Mendengar)
Melalui pendengaran berarti
merekam semua data yang disampaikan melalui suara, kemudian diolah dan
digunakan sebagai dasar pelayanan. Seandainya terjadi gangguan pesan yang
diterima kurang dipahami, lebih baik ditanyakan kembali, untuk memastikan bahwa
tidak terjadi kesalahan komunikasi.
b. Observing
(Mengamati)
Tindakan mengamati pelanggan bertujuan
mengumpulkan data memastikan apakah seorang memerlukan bantuan atau sebaliknya.
Dari hasil pengamatan penjual dapat memberikan pelayanan sesuai dengan kondisi
pengunjung secara sopan dan selalu memperlihatkan sikap menghormati sekalipun
kepada pengunjung yang dicurigai berbuat sesuatu yang dapat merugikan
perusahaan.
Action Penjual
Banyak hal yang bisa dilakukan
oleh seorang provider dalam memberikan pelayanan terhadap pengunjung mulai dari
memelihara tempat kerja selalu dalam keadaan bersih dan rapi, setiap petugas
diharapkan mampu memberikan masukan kepada pelanggan secara jujur dengan
menggunakan pengetahuan produk (Product Knowledge).
Pelanggan membutuhkan pelayanan
atas kebutuhan mereka dan penjual menyediakan kebutuhan pelanggan untuk mendapatkan
keuntungan (laba). Di beberapa Negara
yang telah maju, pernah diadakan penelitian terhadap para pelanggan mengapa
mereka pindah berbelanja ke toko lain, 60% dari responden menjawab karena
pelayanan antara lain :
1)
Sikap acuh tak acuh dari penjual terhadap
pelanggan
2)
Penjual bertindak kurang bijaksana
3)
Penjual terlalu memaksa pelanggan untuk membeli
4)
Penjual kurang pengetahuan tentang barang yang
dijualnya
5)
Penjual memberikan penjelasan yang tidak tepat
tentang pemakaian barang
6)
Penjual kurang menarik.
Persaingan bebas yang terjadi
hampir di semua bentuk usaha, maka setiap penjual atau pengusaha melakukan
action (tindakan) yang terbaik untuk memberikan kepuasan pelanggan melalui
siklus yang meliputi :
1) Memberikan
perhatian terhadap semua pelanggan
2) Mengamati
atau bertanya dengan cara yang ramah atas produk yang dibutuhkan
3) Menjawab
pertanyaan secara jujur tanpa ragu-ragu dari beberapa produk yang ditawarkan
ada yang rekomendasi dalam arti lebih baik dan mungkin lebih bergengsi dengan
memperhatikan tipe pembeli yang dihadapi.
4) Tepat
waktu jika sedang sibuk dapat minta izin akan melayaninya setelah menyelesaikan
satu pekerjaan, sajikan dan peragakanlah produk yang diinginkan.
Langkah-langkah saat
kita menjual antara lain :
1)
Sapa, misal selamat pagi
2)
Buka, misal apabila pengunjung ragu katakan
langsung kalau produk banyak peminatnya
3)
Demo, misal memperagakan cara kerja, cara
menggunakan produk
4)
Tutup, memastikan produk jadi dibeli atau tidak
5)
Tambah, menawarkan produk lain sebagai pelengkap
atau paduan yang disebut juga product complement
Mengenal Pelanggan
Ada beberapa jenis
tipe pelanggan antara lain :
Pelanggan Rasional yaitu tipe pelanggan
yang tidak ceroboh ia membeli produk yang dibutuhkan, skala prioritas, asas
manfaat dengan pertimbangan kemampuan dan daya beli tidak berpatok pada merek,
model atau warna.
1) Pelanggan
emosional yaitu pelanggan yang kurang dapat menyesuaikan diri dengan berbagai
kondisi, pelanggan emosional biasanya menjadi konsumen yang fanatik.
2) Pelanggan
bermasalah, antara lain pelanggan pemarah, pelanggan tidak sabar, pelanggan
pengancam, pelanggan pemali, pelanggan cerewet.
KD. 3. SINYAL-SINYAL
CALON PELANGGAN
PENGERTIAN SIKAP DAN
PERILAKU KONSUMEN
1. Sikap
Ada beberapa
pengertian tentang sikap
(attitude) dan perilaku
(behavior) menurutbeberapa sumber
diantaranya : Carl
Jung seorang ahli
yang membahas
tentang sikap. Ia mendefinisikan tentang sikapsebagai
"kesiapan dari psike untuk bertindak atau bereaksi dengan cara
tertentu". Sikapsering muncul dalam bentuk pasangan, satu disadari sedang
yang lainnya tidak disadari.Sumber di www. wikipedia.org menjelaskan sikap
adalah perasaan seseorang
tentangobyek, aktivitas,
peristiwa dan orang
lain. Perasaan ini
menjadi konsep yangmerepresentasikan
suka atau tidak sukanya (positif, negatif, atau netral) seseorang pada sesuatu.
2. Definisi perilaku
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalahtanggapan atau reaksi individu yang terwujud di
gerakan (sikap); tidak
saja badan atau
ucapan. Simpang, sebagai
kata dasar menyimpang memiliki
pengertian sebagai (1) sesuatu yang
memisah (membelok, bercabang, melencong, dan sebagainya) dari yang lurus
(induknya); (2)tempat berbelok atau bercabang dari yang lurus (tentang jalan).
Sedangkan pengertian menyimpang sendiri adalah (1) membelok menempuh jalan yang
lain atau jalan simpangan ;(2) membelok supaya jangan melanggar atau terlanggar
(oleh kendaraan dan sebagainya);menghindar (3) tidak menurut
apa yang sudah ditentukan ; tidak sesua
idengan rencana dan sebagainya
; (4) menyalahi
(kebiasaan dan sebagainya); (5)
menyeleweng
(darihukum,kebenaran, agama, dan
sebagainya).Perilaku menyimpang ini, pada mulanya berasal dari kebiasaan
seseorang pada masa remajanya yang terus terbawa di bawah sadar sampai
seseorang tersebut dewasa. Untuk itu alangkah baiknya dicari tahu tentang
perilaku menyimpang pada remaja.
3. Perilakukonsumen
Adalah proses
dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian,
penggunaan, serta pengevaluasian produ kdan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.
a)
Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari
konsumen untuk membuat keputusan
pembelian.
b)
Untuk
barang berharga jual
rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan
dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses
pengambilan keputusan dilakukan
dengan pertimbangan yang matang.
KARAKTERISTIK KONSUMEN INDONESIA YAITU :
1. Berpikir Jangka Pendek
Ternyata
sebagian besar konsumen Indonesia hanya berpikir jangka pendek dan sulit diajak
berpikir jangka panjang salah satu cirinya adalah dengan mencari yang serba
Instan.Makanya produk semacam Extra
Joss,Hemaviton Jreng,Indomie dan
lain sebagainya laris
manis.
2. Tidak Terencana
Konsumen Indonesia
termasuk konsumen yang
tidak terbiasa merencanakan sesuatu.Sekalipun sudah,tapi
mereka akan mengambil
keputusan pada saat-saat terakhir.kebiasaan ini
mirip dengan kebiasaan
konsumen nomer satu.Namun
jika kebiasaan pertama tidak melihat jauh ke depan,kebiasaan kedua ini tidak menyiapkan sesuatu jauh di
belakang
3. Suka Berkumpul
Kebiasaan suka
berkumpul sudah melekat dalam budaya konsumen kita,sampai adalah stilah “mangan ora mangan ngumpul” dalam
masyarakat jawa. Strategi paling efektif untuk karakter ini adalah strategi
komunikasi Word of mouth,ini terbukti
dari riset para pembeli rumah lewat KPR,awarenness tertinggi konsumen
terhadap produk KPR bukanlah berasal
dari iklan atau brosur,tetapi justru datang dari teman atau relasi.Hal serupa
juga terjadi dalam pembelian minyak
pelumas.
4. Gagap Teknologi
Rendahnya penetrasi
teknologi tinggi
di indonesia menunjukkan
bahwa mayoritas konsumen kita
relatif masih “gaptek” sehingga adopsi terhadap suatu teknologi relatif jauh
lebih lambat. Rendahnya tingkat penetrasi produk teknologi tinggi ini
berhubungan erat dengan dengan tingkat pendidikan masyarakat kita.Namun,jangan
pesimis dulu.Sebab,konsumen yang berusia muda kini lebih adaptif
dengan teknologi baru
karena dorongan arus
globalisasi. Sayangnya,daya beli mereka tidak begitu tinggi.Untuk
mengatasi masalah daya beli ini,pemasar bisa mengusung strategi PRICE
BUNDLING,seperti yang di lakukan Frent,Esia,Flexi dan yang lainya.Bisa juga
dengan mempermudah penggunaanya,seperti yang
dilakukan oleh Nokia.
5. Orientasi pada Konteks
Konsumen kita
cenderung menilai dan memilih sesuatu dari tampilan luarnya. Dengan
begitu,konteks-konteks yang meliputi suatu hal justru lebih menarik ketimbang
hal itu sendiri. Tiga ciri spesifik konsumen kita dalam menyerap
informasi.Pertama,memiliki minat baca yang rendah.kedua,memilih segala sesuatu-baik dari
membaca atau menonton- yang ringan dan menghibur.Ketiga,mudah diubah
persepsinya.
6. Suka Merek Luar Negeri
Penjajahan selama
berabad-abad,mau tidak mau
memang membuat bangsa
Inonesia sering memandang
inferior terhadap diri sendiri atau bisa juga karena sifat gengsi sehingga
membuat merek-merek dari luar negeri begitu mendominasi pasar Indonesia
dibandingkan merek lokal. Sebagian konsumen
Indonesia juga lebih
menyukai produk luar negeri daripada produk dalam negeri,
karna bias dibilang kualitasnya juga lebih bagus dibanding produkdiindonesia.
7. Religius
Konsumen
Indonesia sangat peduli terhadap isu agama.Inilah salah satu karakter khas konsumen Indonesia yang percaya pada ajaran agamanya.Konsumen
akan lebih percaya jika perkataan itu dikemukakan oleh seorang tokoh
agama,ulama atau pendeta. Konsumen juga suka
dengan produk yang mengusung simbol-simbol agama.
8. Gengsi
Konsumen
Indonesia amat getol dengan gengsi.Banyak yang ingin cepat naik “status” walau
belum waktunya. Saking pentingnya urusan gengsi ini,mobil-mobil mewah pun tetap
laris terjual di negeri kita pada saat krisis ekonomi sekalipun. Konsumen
Indonesia suka bersosialisasi sehingga
mendorong orang untuk
pamer. Budaya feodal
yang masih melekat
sehingga menciptakan kelas-kelas sosial dan akhirnya terjadi “pemberontakan”
untuk cepat naik kelas. Masyarakat kita
mengukur kesuksesan dengn materi dan jabatan sehingga mendorong untuk saling pamer.
9. Budaya Lokal
Sekalipun
konsumen Indonesia gengsi dan menyukai produk luar negeri,namun unsur fanatisme
kedaerahan-nya ternyata cukup tinggi.Ini bukan berarti brtentangan dengan hukum
perilaku yang lain.Pada produk-produk tertentu,ada hal yang bersifat lokal yang
memang harus diperhatikan.
10. Kurang Peduli Lingkungan
Salah satu
karakter konsumen Indonesia yang unik adalah kekurang pedulian mereka terhadap
isu lingkungan.Tetapi jika melihat prospek kedepan,kepedulian konsumen terhadap
lingkungan akan semakin meningkat,terutama mereka yang tinggal di perkotaan
begitu pula dengan kalangan menengah-atas relatif lebih mudah paham dengan isu
lingkungan,lagi pula mereka pun memiliki daya beli terhadap harga premium
sehingga akan lebih mudah memasarkan Produk dengan tema ramah lingkungan
terhadap mereka.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERILAKU KONSUMEN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU
KONSUMEN INDONESIA
Faktor yang
Mempengaruhi Perilaku Konsumen
1. Faktor Sosial
a. Grup
Sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi
oleh banyak grup-grup kecil. Kelompok dimana orang tersebut berada yang
mempunyai pengaruh langsung disebut membership group. Membership group terdiri
dari dua, meliputi primary groups (keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja)
dan secondary groups yang lebih formal
dan memiliki interaksi rutin yang sedikit (kelompok keagamaan, perkumpulan profesional dan
serikat dagang). (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp. 203-204).
b. Pengaruh Keluarga
Keluarga
memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian. Para pelaku pasar
telah memeriksa peran dan pengaruh suami, istri, dan anak dalam pembelian
produk dan servis yang berbeda. Anak-anak sebagai contoh, memberikan pengaruh
yang besar dalam keputusan yang melibatkan restoran fast food. (Kotler, Bowen,
Makens, 2003, p.204).
c. Peran dan Status
Seseorang
memiliki beberapa kelompok seperti keluarga, perkumpulan-perkumpulan,
organisasi. Sebuah role terdiri dari aktivitas yang diharapkan pada seseorang
untuk dilakukan sesuai dengan orang-orang di sekitarnya. Tiap peran membawa
sebuah status yang merefleksikan penghargaan
umum yang diberikan oleh masyarakat (Kotler, Amstrong, 2006, p.135).
2. Faktor Personal
a. Situasi Ekonomi
Keadaan
ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk, contohnya rolex diposisikan
konsumen kelas atas sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen menengah.
Situasi ekonomi seseorang amat sangat mempengaruhi pemilihan produk dan
keputusan pembelian pada suatu produk tertentu (Kotler, Amstrong, 2006, p.137).
b. Gaya Hidup
Pola kehidupan
seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang
tersebut. Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan
yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda (Kotler, Amstrong,
2006, p.138)
c. Kepribadian dan Konsep Diri
Personality
adalah karakteristik unik dari psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan
responterus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri, contohnya orang yang
percaya diri,
dominan, suka
bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah beradaptasi, agresif (Kotler,
Amstrong, 2006, p.140). Tiap orang memiliki gambaran diri yang kompleks, dan
perilaku seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri tersebut (Kotler,
Bowen, Makens, 2003, p.212).
d. Umur dan Siklus Hidup
Orang-orang
merubah barang dan jasa yang dibeli seiring dengan siklus kehidupannya. Rasa
makanan, baju-baju, perabot, dan rekreasi seringkali berhubungan dengan umur,
membeli juga dibentuk oleh family life cycle. Faktor-faktor penting yang
berhubungan dengan umur sering diperhatikan oleh para pelaku pasar. Ini mungkin
dikarenakan oleh perbedaan yang besar dalam umur antara orang-orang yang
menentukan strategi marketing dan orang-orang yang membeli produk atau servis.
(Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.205-206)
e. Pekerjaan
Pekerjaan
seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli. Contohnya, pekerja
konstruksi sering membeli makan siang dari catering yang datang ke tempat
kerja. Bisnis eksekutif, membeli makan siang dari full service restoran,
sedangkan pekerja kantor membawa makan siangnya dari rumah atau membeli dari restoran cepat saji
terdekat (Kotler, Bowen,Makens, 2003, p. 207).
3. Faktor Psikologi
a. Motivasi
Kebutuhan yang
mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan dari kebutuhan.
Berdasarkan teori Maslow, seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada
suatu waktu. Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang paling
mendesak sampai paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan,
sosial, harga diri, pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling
mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan orang tersebut akan
kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya (Kotler,
Bowen, Makens, 2003, p.214).
b. Persepsi
Persepsi
adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi, dan menerjemahkan
informasi untuk membentuk sebuah gambaran yang berarti dari dunia. Orang dapat
membentuk berbagai macam persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama
(Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.215).
c. Pembelajaran
Pembelajaran
adalah suatu proses, yang selalu berkembang dan berubah sebagai hasil dari
informasi terbaru yang diterima (mungkin didapatkan dari membaca, diskusi,
observasi, berpikir) atau dari
pengalaman sesungguhnya, baik informasi terbaru yang diterima maupun pengalaman
pribadi bertindak sebagai feedback bagi individu dan menyediakan dasar bagi
perilaku masa depan dalam situasi yang sama (Schiffman, Kanuk, 2004, p.207).
d. Beliefs and Attitude
Beliefs adalah
pemikiran deskriptif bahwa seseorang mempercayai sesuatu. Beliefs dapat
didasarkan pada pengetahuan asli, opini, dan iman (Kotler, Amstrong, 2006,
p.144). Sedangkan attitudes adalah evaluasi, perasaan suka atau tidak suka, dan
kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang pada sebuah obyek atau ide
(Kotler, Amstrong, 2006, p.145).
4. Faktor Kebudayaan
Nilai-nilai
dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang melalui
keluarga dan lembaga penting lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.129). Penentu
paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Culture, mengkompromikan
nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, danperilaku yang
dipelajari seseorang secara
terus-menerus dalam sebuah
lingkungan. (Kotler, Bowen,
Makens, 2003, pp.201-202).
a.Subkultur
Sekelompok
orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan persamaan pengalaman hidup dan
keadaan, seperti kebangsaan, agama, dan daerah (Kotler, Amstrong, 2006, p.130).
Meskipun konsumen pada negara yang berbeda mempunyai suatu kesamaan, nilai,
sikap, dan perilakunya seringkali berbeda secara dramatis. (Kotler, Bowen,
Makens, 2003, p.202).
b.Kelas Sosial
Pengelompokkan
individu berdasarkan kesamaan nilai, minat, dan perilaku. Kelompok sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja
misalnya pendapatan, tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan lainnya
(Kotler, Amstrong, 2006, p.132)
KD.4 SOP KOMUNIKASI DI PERUSAHAAN
SOP atau Standard Operating
Prosedure (SOP) adalah serangkaian
instruksi kerja tertulis yang dibakukan atau didokumentasikan oleh pihak
perusahaan.
SOP Perusahaan untk melakukan
komunikasi dengan calon pelanggan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
a.
SAPA
1.
Memberikan sapaan melalui kontak mata yang
bersahabat.
2.
Berikan sapaan melalui gerakan tubuh dengan
sikap hormat dan tangan terbuka
3.
Senyuman yang tulus
4.
Melalui ucapan kalimat selamat pagi/selamat
siang/selamat malam.
b.
BUTUH
1. Menebak
kebutuhan calon pelanggan berdasarkan profil pelanggan
2. Mengajukan
pertanyaan yang diarahkan pada produk yang dijual
3. Pertanyaan-pertanyaan
yang dapat mempercepat pengambilan keputusan diajukan kepada calon pelanggan.
c.
DEMO
1.
Memperlihatkan produk yang baik.
2.
Memperagakan produk dengan menarik
3.
Mempersilahkan calon pelanggan memegang produk
4.
Memperlihatkan kelebihan dan fungsi produk
5.
Gerakan tangan ikut berbicara sepenuhnya.
d.
TUTUP
Penjual harus
mengetahui seberapa besar tingkat kemantapan calon pelanggan untuk membeli
produk karena itu penjual harus bisa memotivasi calon pembeli kearah transaksi
e.
TANYA
Konfirmasi
dilakukan kembali untuk mempertegas jadi atau tidak jadi calon pelanggan
melakukan pembelian
Makasih ibu,Materinya bermanfaat banget
BalasHapusTerima kasih Bu Rodiyah, semoga ilmunya tambah berkah ya Bu karena materi ini sangat membantu sekali buat saya pribadi dan siswa, Alhamdulillah. Terima kasih
BalasHapusTerima kasih Bu Rodiyah, semoga ilmunya tambah berkah ya Bu karena materi ini sangat membantu sekali buat saya pribadi dan siswa, Alhamdulillah. Terima kasih
BalasHapus